Ku Terima Semua Cobaan-Mu ya Rabb

15 tahun yang lalu tepat tanggal 12 juli 1998 dia dilahirkan dari rahim seorang wanita, dia mempunyai 1 orang kakak laki-laki. Dia tumbuh sama dengan anak lain, dia bermain dengan teman sebayanya, meskipun ibunya tidak tertutup tapi ayahnya sedikit tertutup dengan banyak tetangga mungkin lebih kearah sangat pendiam. Ibunya sekitar 3 tahun terakhir mengidap penyakit diabetes, ibundanya selalu memakan semua makanan yang dapat mengobati penyakitnya, dia tahu dengan begitu penyakitnya dapat berkurang sedikit demi sedikit. Dia mendapat sedikit kekangan dari orang tuanya, seperti saat usianya menginjak 11 tahun dimana hampir semua temannya belajar mengendarai sepeda motor ibunya melarangnya dengan alasan anak kecil belum boleh mengendarai sepeda motor, saat semua anak sibuk dengan permainan di internet ibunyapun melarang meskipun ibunya dia mematuhi semua perintah yang ibunya.

            Mereka satu keluarga yang sangat kecil hanya berisi ayah, ibu, kakak dan dia. Entah ada saudara atau tidak di kota Bogor ini yang diketahui tetangganya hanya ada kakak dari ayahnya di kota Depok tapi tidak tahu yang lain karena jarang sekali para tetangga melihat ada saudaranya yang datang berkunjung. Di mata para tetangga keluarganya sangat baik, meskipun ayahnya sangat pendiam tapi ayahnya terkenal sebagai salah satu orang yang sering menjadi imam saat shalat berjamaah di Mushola dan juga sering sekali berceramah pada saat bulan Ramadhan.

            Ayahnya memang pernah naik haji jadi memang memiliki ilmu agama yang lumayan bagus, dulu dia juga pernah mengajar anak-anak kecil mengaji ya walaupun hanya sebentar. Ibunya puun aktif di pengajian-pengajian yang sering diadakan di kompleknya, selama ini hidupnya baik-baik saja normal saja seperti kebanyakan anak-anak lain. Walaupun dia kadang suka melawan ibunya tapi dia sangat sayang pada ibunya, beberapa orang mengatakan bahwa binatang undur-undur adalah salah satu binatang yang katanya bisa menyembuhkan penyakit diabetes, dia mau apabila ibunya menyuruhnya mencari binatang tersebut. Apabila ibunya sedang marah padanya ibunya selalu bilang “ biarin nanti kalau mamahnya udah ga ada baru kerasa” begitulah kata ibunya. Ibunya  juga suka berkata bahwa dia itu beda sama masnya, kalau masnya itu lebih diam tapi kalau dia sedikit nakal.

            Walaupun dia kadang suka nakal ibunya tetap sayang padanya, ya mungkin karena dia lah yang selalu menemani ibunya bila di rumah. Hanya dialah yang selalu menemaninya di rumah, dia sangat dekat dengan ibunya itu karena kakaknya selalu mengurung dirinya di kamar jadi dia jarang sekali menemani ibunya dirumah.

            Sekitar bulan November 2011, penyakit ibunya semakin parah. Ibunya jarang keluar rumah untuk makanpun kadang dia dan ayahnya membeli makanan di luar karena ibunya mungkin sakit untuk berjalan. Suatu hari sang ibu tidak pernah terlihat sekalipun, sang ibu yang biasanya suka terlihat kini jarang sekali terlihat. Dari sepengetahuan tetangga sang ibu sedang diobati oleh guru dari ayahnya, entah guru apa. Selama seminggu sang ibu di obati kemudian sang ibu kembali pulang entah kapan sang ibu pulang, beliau pulang hanya sebentar kemudian selepas magrib saat sang ibu akan dibawa kembali untuk diobati sang ibu sedang menunggu sang ayah mengeluarkan motor, sang ibu jatuh terduduk di depan rumah salah seorang tetangga, tetangga yang melihatpun langsung menolongnya sang ibu merintih kesakitan di perutnya, entah sang ibu sakit apa. Para tetangga membantu mengobati sebisa mereka. Salah seorang tetangganya menangis melihat keadaan ibu tersebut ya mungkin karena mereka sudah tinggal di komplek itu secara bersama sudah lama ya sudah sekitar 20 tahunan. Sang ayah yang awalnya akan membawa sang istri dengan sepeda motor akhirnya menelpon temannya untuk menjemput dia dan sang istri dengan mobil.

            Beberapa hari berselang, hari itu tepat hari senin pukul 08:00 malam seorang tetangga menghampiri beberapa ibu komplek yang sedang mengobrol memberi tahu bahwa sang ibu meninggal dunia “ bu, ibu Arkis meninggal” ucap tetangga tersebut, para tetangga yang mendengar  kaget dan langsung menghampiri rumah anak itu. Saat itu sang adik sedang tertidur hanya sang kakak yang terbangun, sang kakak tahu hal itu pun kaget, hampir semua tetangga khususnya ibu-ibu menangis, ibu-ibu tersebut menghampiri anak tersebut yang sedang tertidur. Anak itu terbangun dan kaget ada apa dirumahnya karena banyak sekali orang, belum juga rasa kagetnya hilang dia sudah di kagetkan oleh berita duka yang disiarkan mushola, saat itu juga dia menangis sangat kencang

“ Astagfirullah alazim, ya Allah mamah” teriaknya sambil menangis, ibu-ibu yang ada di rumahnya langsung ikut menangis, siapa yang tidak menangis melihat seorang anak yang baru berusia sekitar 13 tahun harus ditinggal sang ibu menghadap sang Ilahi. Anak itu bernama Alman sedang kakaknya bernama Arkis. Saat itu juga sang anak dibawa kerumah salah seorang tetangga sedang kan sang kakak dan warga sekitar mempersiapkan kedatangan jenazah sang ibu. Dirumah tetangga itu sang anak masih menangis. Hampir semua orang merasa sedih karena melihat sang anak, bukan berarti tidak sedih karena meninggalnya sang ibu tapi ya semua orang sedih melihat seorang anak yang seharusnya masih sangat butuh kasih sayang seorang ibu sekarang harus hidup tanpa kasih sayang seorang ibu, ya walaupun masih ada sang kakak dan sang ayah. Entah ia harus senang atau sedih tetapi sepeninggal sang ibu, ia menjadi lebih liar, dia sering main tanpa mengenal waktu tentu ayahnya sangat berbeda dengan mendiang sang ibu, mendiang sang ibu selalu menyuruhnya pulang bila sang bungsu bermain tanpa mengenal waktu, ia bermain dengan anak-anak yang lumayan nakal, ia jadi berani mengendarai motor dan banyak lagi hal yang ia lakukan.

            Meskipun begitu ia selalu rajin bersekolah, rajin sholat dan sebagainya. Memasuki tahun 2012 adalah tahun pertama ia tidak lagi bersama sang ibu, dalam hatinya mungkin dia sudah ikhlas dan rela. Semenjak sepeninggal sang ibu sang kakak yang sudah bekerja selalu pulang apa bila jam istirahat. Setahun lebih ternyata sang ibu terlah meninggal dan sudah setahun lebih juga keluarga itu hidup tanpa adanya sentuhan seorang wanita, setiap kali melihat sang bungsu selalu membuat banyak warga yang lebih banyak wanitanya selalu meneteskan air mata, semua warga tak kuasa melihatnya melihatnya selalu sendiri bila siang hari tanpa adanya ayah dan kakaknya yang sedang bekerja, sehingga dia melampiaskannya dengan bermain sepuasnya karena sekarang tidak ada yang melarangnya dan mungkin pula dengan hal itu bisa membuatnya bisa melupakan semua kesedihannya.

            Agustus 2012 adalah Ramadhan pertamanya tanpa ibundanya dan juga Idul Fitri pertamanya pula tanpa ibunya, ya entah apa yang dia rasakan dihatinya hanya dia seorang yang tahu rasanya, setiap orang hanya bisa menasihatinya, memberinya dukungan tapi kita tidak tahu apa yang dia rasakan dan kita juga tidak merasakan apa yang dia rasakan. Terlihat sekali dia mungkin merasa aneh akan semua hal yang terjadi dia mungkin masih tidak percaya bahwa bulan Ramadhan kali itu dia hanya bertiga di rumah tanpa sang ibu.

            Hari terus berganti, bulan pun terus berganti mereka hanya tinggal bertiga. Tetapi setiap hari si bungsu selalu sendiri karena sang ayah dan sang kakak bekerja, jadi setiap pulang sekolah dia selalu sendiri. Entah untuk menghindari kesepian atau juga mungkin ia selalu merasa ada sang ibunda jadi ia pergi bermain untuk melupakan sejenak kesedihan dalam hidupnya. Setahun berlalu rumah mereka tidak ada sentuhan seorang wanita, Alman sekarang sudah kelas tiga Smp dia sudah mulai mempersiapkan semua hal untuk menempuh ujian.

            Akhirnya sekarang sudah memasuki tahun 2013, entah ini tahun yang baik atau buruk bagi Alman tanggal 2 Februari 2013 kabar duka kembali menyelimuti hati Alman sang kakak yang hanya satu-satunya saudara kandung yang dia punya mengalami kecelakaan saat pengumuman kabar duka apabila sang kakak meninggal dunia dia sedang bermain di sebuah warnet saat itu seorang temannya menghampirinya dan memberi tahu apa yang terjadi, dia langsung pulang dengan sepedanya, dia mengkayuh sepedanya dengan sangat kencang hingga rumahnya saat dia sampai di komplek rumahnya semua tetangganya sudah berkumpul di lorong komplek, saat itu dia langsung bertanya pada para tetangganya, “mamanya fiary bener mas Arkis meninggal” tanyanya

“ iya Man” ucap sang tetangga

Saat mendengar kenyataan yang sebenarnya Alman pun menangis dan berteriak dihadapan semua orang “ Ya Allah Mas Arkis, Mas jangan tinggalin Alman, nanti Alman sama siapa” teriaknya. Hati siapa yang tidak sedih mendengar hal itu, entah apa yang ada difikiran anak itu, entah apa maksud Allah memberinya ujian-ujian hidup yang bisa dibilang cukup berat untuk di tanggung anak berusia 15 tahun itu, tapi di setiap ujian yang diberikan Allah kepada setiap manusia pastilah Dia tahu bahwa seseorang itu pasti bisa melewatinya.

Kini hanya tinggal dia berdua dengan ayahnya, sepeninggal sang kakak terdengar sebuah berita bahwa sang ayah akan menikah lagi, sebenarnya maksud sang ayah agar ada teman sang anak karena akan menyambut bulan ramadhan, karena bila bulan ramadhan sang ayah sering berdzikir dan tadarus Al-quran di mushola. Kemudian ada cerita pula yang terdengar bila sang ayah di datangi dalam mimpinya oleh sang anak yang sudah tiada bahwa ia sudah membeli rumah dan ia meminta agar rumah tersebut di berikan kepada sang adik. Kini keluarga tersebut sudah memiliki tambahan keluarga baru, sang anak bungsu kini mempunyai ibu tiri. Sang ibu tiri pun  sayang pada sang anak bungsu, kini sang anak sudah bisa beraktifitas seperti dahulu ya meskipun mungkin ada yang kurang di dalam hidupnya. Dia pun tahu bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan umatnya, Allah memberikan cobaan tersebut karena Dia tahu bahwa anak lelaki itu pasti bisa melewatinya.

                                                                                    “True Story”

Tinggalkan komentar